Putri Arab Saudi, Basma binti Saud, menuding rezim Riyadh korup dan menyatakan bahwa mayoritas populasi di negara itu hidup miskin.
Putri Basma, sepupu Raja Abdullah dan aktivis sosial dan pendukung utama hak-hak perempuan di Arab Saudi mengatakan bahwa 95 persen warga hidup di bawah garis kemiskinan dan tidak menikmati listrik dan air.
Sementara hanya lima persen dari seluruh populasi Arab Saudi yang hidup mewah. Basma juga menuding pemerintah Arab Saudi "menguntit" lebih dari 21 milyar USD dana investasi renovasi Masjidul Haram di Mekkah.
Mohammad al-Qahtani, ketua Lembaga Hak-Hak Sipil dan Politik Arab Saudi, juga membenarkan tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa para pangeran Saudi mengendalikan seluruh kekuatan dan kekayaan negara.
Lebih lanjut al-Qahtani menjelaskan bahwa rezim Riyadh juga menahan ribuan tahanan politik tanpa mengadili mereka terlebih dahulu. Arab Saudi telah lama dikenal sebagai salah satu rezim paling represif di dunia.
Sejumlah kelompok HAM dan lembaga-lembaga internasional termasuk Human Rights Watch dan Amnesti Internasional berulangkali mengecam rezim Saudi atas pelanggarannya secara meluas terhadap hak asasi manusia.
Selain itu, Arab Saudi merupakan satu-satunya negara di dunia yang melarang perempuan mengemudi baik dari warganya maupun orang asing.
Meski larangan mengemudi untuk kaum perempuan itu tidak tercantum dalam undang-undang, namun kaum hawa di Arab Saudi tidak akan mendapatkan surat ijin mengemudi.
Tidak hanya itu, kaum perempuan juga tidak berhak memilih kecuali padapemilihan kamar dagang di dua kota dalam beberapa tahun terakhir. Perempuan juga tidak dapat menjadi anggota kabinet.
Tiga bulan lalu, Putri Kerajaan Saudi, Basma bint Saud mendesak rezim Riyadh untuk lebih terbuka menyikapi tuntutan perubahan, seraya menegaskan bahwa tidak ada negara Arab yang akan aman dari gelombang penentangan rakyat yang marak terjadi di Timur Tengah dan dunia Arab. (IRIB/MZ/AR)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar